(Catatan Pojok Baca SMA Muhammadiyah Kota Serang)
Oleh: Endang Yusro
“Ya Tuhanku, oleh karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan menjadikan mereka tergoda dengan keinginan mereka sendiri dan aku akan mempengaruhi mereka dengan cara yang halus,” (Al-Hijr: 39)
Ayat pada petikan yang mengisi tadarus Ramadhan pagi ke 12 tahun 1446 H. bertepatan dengan tanggal yang sama dalam Kalender Masehi (12 Maret 2025), mengingatkan pada sebuah bacaan karya Daud Ibn Ibrahim Al-Shawni, “The Madness of God” (Iblis menggugat Tuhan) seperti pada petikan berikut:
“Kau bilang Adam berdosa gara-gara hasutanku? Kalau begitu, atas hasutan siapa aku melakukan dosa? Aku sebenarnya melakukan apa yang Dia perintahkan, dan aku sepenuhnya patuh pada keinginan Allah. Mau bagaimana lagi? Tak ada ruang yang luput dari kuasa-Nya. Aku bukanlah tuan bagi keinginanku sendiri. Aku menyembah Allah selama 700 ribu tahun! Tak ada tempat tersisa di langit dan bumi di mana aku tak menyembah-Nya.”
Petikan ayat dan pendapat Daud di atas seakan menunjukkan adanya kekecewaan dari bangsa iblis dsj. terhadap keputusan Tuhan akan dirinya, menarik penulis membuat Catatan Ramadhan.
Dari ayat tersebut, penulis memaknainya Iblis memiliki rencana untuk mempengaruhi manusia dan menjadikan mereka tergoda dengan keinginan mereka sendiri. Ayat ini juga menunjukkan bahwa Iblis memiliki kemampuan untuk mempengaruhi manusia dengan cara yang halus dan tidak terdeteksi
Sementara QS. al-A’raf: 16-17 mengatakan, Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan menjadikan mereka tergoda dengan keinginan mereka sendiri di bumi dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.”
Ayat tersebut menunjukkan bahwa Iblis memiliki rencana untuk mempengaruhi manusia dan menjadikan mereka tergoda dengan keinginan mereka sendiri. Ayat ini juga menunjukkan bahwa Iblis tidak dapat menyesatkan hamba-hamba Allah yang terpilih, karena mereka telah diberi kekuatan dan kemampuan untuk menolak godaan Iblis.
Dari ayat-ayat di atas, penulis menyimpulkan beberapa dakwaan iblis kepada Tuhan, yaitu pertama, pada Surah Al-A’raf: 16-17: 1) Iblis bersumpah akan menyesatkan manusia dari jalan lurus Allah; 2) Iblis akan mengepung manusia dari segala penjuru; 3) Iblis akan menghalangi manusia untuk menempuh jalan lurus; dan 4) Iblis akan menyesatkan manusia dengan berbagai cara dan taktik.
Kedua, Surah al-Hijr: 39: 1) Iblis akan menjadikan manusia memandang indah perbuatan maksiat; 2) Iblis akan menyesatkan manusia semua kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlis; Dan 3) Iblis menyadari bahwa adanya pembangkangan terhadap Perintah-Nya, dan tidak bersujudnya mereka kepada Adam as., karena memang sudah diatur (baca, ditakdirkan) oleh Tuhannya.
Dari kesimpulan kedua surah di atas menggambarkan iblis merasa iri, dengki dan dendam kepada Adam as. (baca, manusia). Kekecewaannya membuat mereka melakukan berbagai cara (menghalalkan segala cara) untuk menyesatkan, menghancurkan, membinasakan manusia. Dan sementara kepada makhluk selain manusia (malaikat, misalnya) mereka tidak melakukannya.
Menutup catatan ini, sebagaimana pada bagian akhir ayat tersebut iblis mengatakan akan menyesatkan manusia sebagaimana Tuhan telah menyesatkan (memalingkan) mereka untuk bersujud kepada Adam a.s. pada saat awal penciptaan manusia untuk dijadikan khalifah di muka bumi. Jadi dakwaan iblis sebagai bentuk ketidakpuasannya akan keputusan Tuhan.
Pelajaran yang bisa diambil bahwa kecerdasan dan ketaatan (kepatuhan) bisa sirna karena ada Demikian, catatan tadarus Dhuha Ramadhan ke 12, 1446 H.