Hery Kustanto
PCM Serut
Tahun ini serasa puasa pertamaku
Seiring proses hijrahku
Proses berliku liku
Akhirnya bisa kunikmati meski campur malu
Kenapa selama itu menjadi penyesalanku
Kesadaran dan kepahaman lama seolah baru
Tak apa terlambat yang penting berubah maju
Tahun2 lalu aku juga puasa
Cuma sekedar puasa tak paham makna
Serumah semua puasa aku ikutan saja
Yang kuingat cuma lapar dan dahaga
Menderita seharian sampai maghrib tiba
Yang kupahami simpel saja
Perintah agama titik..itu saja
Kujalani kuikuti kupatuhi..biasa biasa saja
Apalagi papa mama orang yang taat beragama
Tak lelah mengingatkan perintah sholat dan puasa
Sejak hijrah
Semua berubah
Pelan pelan pikiranku pecah
Dihantam taklimku pada Quran dan sunnah
Yang tadinya cuek mulai gerah
Rasaku goyah bila ada yang tidak genah
Ada seperti ajakan hati ikut berbenah
Tapi musti kumulai dari diriku yang sempat lengah
Jadi maafkan bila aku agak kelebihan
Sering berdalil di tengah pembicaraan
Yang mungkin menggelikan
Atau bahkan menurutmu suatu kenaifan
Tapi yakinlah maksudku cuma kebaikan
Bukankah meski sepotong ayat harus disampaikan?
Beragama menjadi indah
Bila berangkatnya dengan hati pasrah
Lalu menyusun langkah langkah
Pemahaman harus terus bertambah dan berbenah
Seiring usia dan perjalanan mengikuti sunnah
Sampai kapan..
Sampai khusnul khotimah
Maafkan hijrahku seperti mengjinjak rem mobil dengan mendadak
Tampilan lahir batinku mau tak mau menggoncangkan berbagai pihak
Bahkan tanpa kusadari sering kuupload progress keimananku di medsos yang semarak
Sekarang..aku suka geli sendiri mengingat kegenitan beragamaku dulu
Tapi kusyukuri juga sebagai perjalanan spiritual yang musti dilalui
Keguncangan lalu kegenitan kemudian menghasilkan kepahaman
Sepertinya itu lebih bernalar kemajuan
Daripada kenyamanan beragama yang berjalan di tempat tanpa perubahan
Lalu merasa lebih tercerahkan padahal sejatinya menyedihkan karena tanpa perkembangan pemahaman keagamaan
Melati18422

Hery Kustanto (LHKI)