Pandeglang, 03 November 2023. Bertempat di Mushola Al-Mursalin Cijakan, pengajian Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bojong dibawah asuhan Ustadz Gunawan Andi Pranata kembali mengulas bab Muhasabah. Ustadz Gugun mengulas kembali materi pengajian pada minggu sebelumnya mengenai ciri-ciri insan bertakwa dan ciri-ciri ahli beraka. Ustadz Gugun membuat diagram berupa dua kolom utama yaitu Golongan kanan (ashab al-yamin, al-maimanah) dan golongan kiri (ashab al-syimal, al-masyamah).
Ustadz Gugun menjelaskan bahwa pada kelompok Golongan kanan paling atas kita dapat mengambil hikmah dari Al-Qur’an Surat An-Naml ayat 40 :
قَالَ الَّذِيْ عِنْدَهٗ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتٰبِ اَنَا۠ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّرْتَدَّ اِلَيْكَ طَرْفُكَۗ فَلَمَّا رَاٰهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهٗ قَالَ هٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْۗ لِيَبْلُوَنِيْٓ ءَاَشْكُرُ اَمْ اَكْفُرُۗ وَمَنْ شَكَرَ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْمٌ
Seorang yang mempunyai ilmu dari kitab suci berkata, “Aku akan mendatangimu dengan membawa (singgasana) itu sebelum matamu berkedip.” Ketika dia (Sulaiman) melihat (singgasana) itu ada di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau berbuat kufur. Siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri. Siapa yang berbuat kufur, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia.”
Nabi Sulaiman Alahi Salam memiliki Kerajaan yang besar bahkan memiliki pasukan dari golongan Manusia, Jin hingga Hewan, namun dengan karunia yang begitu besar tidak membuat Nabi Sulaiman AS menjadi insan yang sombong. Nabi Sulaiman AS menyatakan bahwa semua hal yang dimilikinya saat itu merupakan Karunia dari Allah SWT. Bisa jadi karunia itu merupakan ujian bagi kita apakah kita termasuk Insan yang bersyukur ataukah kufur.
Berbeda halnya dengan ahli neraka yang menganggap bahwa segala kekuasaan, kekayaan dan kemuliaan ini merupakan hasil yang didapat dari usahanya sendiri. Bahkan dengan sombongnya tidak mau memberikan Sebagian hartanya untuk sedekah dan menjadi makhluk yang kikir. Al-Qur’an menujukannya pada tokoh Qorun. Al-Qur’an Surat Al-Qasas ayat 78 :
قَالَ اِنَّمَآ اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِيْۗ اَوَلَمْ يَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهٖ مِنَ الْقُرُوْنِ مَنْ هُوَ اَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَّاَكْثَرُ جَمْعًا ۗوَلَا يُسْـَٔلُ عَنْ ذُنُوْبِهِمُ الْمُجْرِمُوْنَ
Dia (Qarun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi (harta) itu semata-mata karena ilmu yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu bahwa sesungguhnya Allah telah membinasakan generasi sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta? Orang-orang yang durhaka itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka.
Ciri-ciri golongan kanan selanjutnya adalah muhasabah, bertaubat dan tidak menyalahkan orang lain atas berbagai kejadian yang menimpanya. Al-Qur’an Surat Al-Araf ayat 23 mengenai doa Nabi Adam A’laihi Salam :
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”
Ayat ini mengingatkan bagi kita bahwa ketika kita mengalami musibah maka yang pertama kali kita ingat bahwa semua terjadi karena kesalahan kita sendiri dan segera kita bertaubat.
Tabiat manusia itu adalah zalim dan bodoh menurut Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 72 :
اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًاۙ
Sesungguhnya ia (manusia) sangat zalim lagi sangat bodoh.
Nabi Adam A.S yang ditipu oleh Iblis dengan mengatasn amakan Allah SWT untuk memakan buah khuldi tidak langsung menyalahkan Iblis tetapi Nabi Adam AS langsung muhasabah, bertaubat dan menerima keputusan dan Takdir dari Allah SWT. Hal ini dijelaskan Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 79
مَآ اَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ۖ وَمَآ اَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَّفْسِكَ ۗ وَاَرْسَلْنٰكَ لِلنَّاسِ رَسُوْلًا ۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا
Kebaikan (nikmat) apa pun yang kamu peroleh (berasal) dari Allah, sedangkan keburukan (bencana) apa pun yang menimpamu itu disebabkan oleh (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutus engkau (Nabi Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Cukuplah Allah sebagai saksi.
Ciri golongan kiri selanjutnya adalah saling menyalahkan sesamanya Ketika mereka masuk neraka. Al-Qur’an menjelaskan dalam Surat Al-Furqon ayat 28 :
يٰوَيْلَتٰى لَيْتَنِيْ لَمْ اَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيْلًا
Oh, celaka aku! Sekiranya (dahulu) aku tidak menjadikan si fulan sebagai teman setia.
Al-Qur’an Surat Saba ayat 31 menunjukan tabiat ahli neraka :
يَقُوْلُ الَّذِيْنَ اسْتُضْعِفُوْا لِلَّذِيْنَ اسْتَكْبَرُوْا لَوْلَآ اَنْتُمْ لَكُنَّا مُؤْمِنِيْنَ
(Para pengikut) yang dianggap lemah berkata kepada (para pemimpin) yang menyombongkan diri, “Seandainya bukan karenamu, niscaya kami menjadi orang-orang mukmin.
Maka sebagai insan alangkah baiknya kita bermuhasabah dan bertaubat atas segala dosa-dosa kita tanpa perlu menyalahkan atau marah kepada orang lain karena pada hakikatnya semua kezaliman dan kebodohan adalah perbuatan kita sendiri. Semoga Allah SWT senantiasa selalu membimbing kita kejalan yang Lurus…
Reporter : Nasyaruddin