Panimbang, 10-12-2023. Bertempat di Masjid At Taubah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Panimbang dilaksanakan pengajian Bulanan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pandeglang dengan Narasumber Kyai Thoatillah bin Sholihin yang merupakan Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Banten.Tema pengajian kali ini adalah “Menjadikan Al-Qur’an Sebagai Pedoman Dalam Menjalani Kehidupan”.
Kiyai Thoatillah mengawali pengajian dengan mengisahkan Pak AR Fakhruddin yang merupakan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang diterima oleh banyak kalangan. Jangan sampai mubaligh atau dai-dai Muhammadiyah tidak mau datang baik menjadi Khatib atau pemateri ke jamaah yang lain. Bagi pak AR Fakhruddin bahwa pengajian Muhammadiyah itu merupakan ruh hidupnya Muhammadiyah. Terutama tentang Al-Qur’an. KH Ahmad Dahlan mengaji Al-Qur’an terutama Surat Al-Ma’un dan Al-Ashr berbulan-bulan sampai santrinya bosan dan bertanya apa tidak ganti ayat lainnya? Jawablah KH Ahmad Dahlan menyampaikan kepada santrinya apa yang sudah kita laksanakan dari Surat Al-Ma’un? Sehingga menurut pak AR Fakhruddin setelah menghidupkan pengajian kemudian bergerak menyebarluaskan Al-Qur’an dan as-sunah dengan mewujudkan kehidupan Islami dalam diri, keluarga dan masyarakat.
Muhammadiyah juga memiliki visi untuk belajar sepanjang hayat tidak boleh berhenti. Sehingga pengajian Muhammadiyah sebagai media untuk meng-upgrade kualitas kehidupan dan ke-Iman-an kita. Jadi jangan sampai kita merasa bahwa kita sudah cukup belajar Islam atau sampai-sampai pengajian dianggap hanya untuk anak-anak saja.
Banyak yang mengatakan bahwa pengajian Muhammadiyah hanya begitu-begitu saja. Persoalan itu ditanggapi oleh Muhammadiyah dengan banyak program seperti kegiatan pengkajian, Tahfidzul Qur’an dan sebagainya untuk menciptakan kader-kader dan dai-dai ahli Ilmu Al-Qur’an.
Dalam Al-Qur’an banyak masalah terhadap orang-orang yang tidak mengamalkan Al-Qur’an dan orang yang mengamalkan Al-Qur’an setengah-setengah. Dan orang-orang yang diharapkan adalah membaca dan mengamalkan Al-Qur’an dengan segera.
Umat Islam saat ini sepertinya sudah jauh dari Al-Qur’an. Sahabat Ali bin Abu Thalib RA pernah mengingatkan kepada kita bahwa kelak ada pada suatu zaman kita tinggalkan Al-Qur’an. Al-Qur’an hanya sebagai pajangan, hanya dilombakan dan sebagainya. Di meja-meja saat ini hanya ada buku-buku Filsafat dan logika tanpa ada Al-Qur’an. Sedangkan anak-anak muda adalah generasi penerus untuk Agama. Akibatnya anak-anak muda semakin jauh dari Al-Qur’an.
Maka metode paling awal dan dasar untuk mendidik anak-anak kita dalam Al-Qur’an adalah membaca sesuai dengan tajwid. Kemudian mulai dengan tilawah secara rutin. Tantangan kita sekarang ini lebih banyak baca WA dan sebagainya daripada membaca Al-Qur’an.
Metode kemudian adalah menghafal Al-Qur’an agar semakin banyak yang kita hafal dari Al-Qur’an minimal untuk kita bisa hafal juz 30. Menghafal Al-Qur’an itu tidak ada persoalan dengan usia atau sakit keras buktinya banyak lansia yang terbantu dengan membaca dan menghafal Al-Qur’an.
Harapan kita jama’ah Muhammadiyah gemar membaca, menghafal dan mengamalkan Al-Qur’an dan terus menyebarkan Al-Qur’an ke berbagai majelis, masjid dan komunitas manapun.

Sekalian peninjauan pembangunan Masjid At-taubah Panimbang PCM Panimbang
Nasyaruddin – MPI PDM Pandeglang.